CERITA DEWASA ADIK IPARKU KEKASIHKU
Nabila 30 th, seperti juga saudaranya berwajah cantik, kulitnya bersih, mata lebar, hidung mancung, rambut berombak di ujung dengan postur tubuh proporsional. Karena obsesi untuk mRoniri dan sifatnya yang keras kepala itulah dia terperosok dalam problem berkepanjangan. Nabila sebelumnya tinggal di Surabaya, disana dia bekerja sebagai penyanyi. Dari pekerjaannya itulah (yang sebenernya tidak kami sukai) Nabila sempat ditahan polisi 1 malam karena narkoba, sebelum kami datang-dipanggil untuk memberi keterangan. Sejak peristiwa ditahannya Nabila 3 tahun lalu, Nabila sering telepon aku dan bercerita tentang keadaannya, teman lelakinya dan biasanya cukup lama, minimal 30 menit.
Nabila lebih dekat denganku dan sering 'curhat' daripada kakaknya. Dalam setiap pembicaraan, Dinda selalu memberi tanda agar aku 'merayu' Nabila untuk pindah ke Jakarta dan mencari pekerjaan di sini. Dinda tau kedekatan kami itu, bahkan mendorong untuk dapat mengontrolnya melalui aku, karena sejak kecil Nabila memang susah nurut dan bandel. Awalnya aku hanya menganggapnya sebagai tanggung jawab seorang kakak terhadap adik, sebelum terjadi 'sesuatu' yang tidak semestinya kami lakukan. Awal maret 2000, Nabila telepon memintaku untuk menjemputnya di stasiun Gambir, Dinda sangat gembira dengan berita itu dan segera mempersiapkan kamar untuknya. 13 maret 2000 aku jemput Nabila sendiri, karena anak bungsuku sakit, dan kami duga demam berdarah. Nabila datang sendirian, padahal rencananya bersama Hendry 'cowoknya' yang keturunan. 'Kok, sendirian kak??' mana ponakan2ku, tanya Nabila saat aku sambut barang2 bawaannya.
'Roni lagi sakit, kayanya demam berdarah deh, terpaksa diisolasi dari sodaranya' jawabku ngeloyor menuju mobil. Sambil merokok dan berlari kecil Nabila mengikuti aku, 'Kesian yah, aku kangen ama mereka' katanya. 'Kak, tau nggak knapa aku kesini?? tanyanya di mobil. 'Yah, loe mau refreshing, loe udah sadar dan mau kerja yang sesuai ama ijazahmu, khan?' jawabku sekenanya. 'Yang lain donk' komentarnya manja. 'Apa yaa, paling putus atau mo lari dari cowokmu, hahahaha' aku tertawa geli karena pinggangku digelitiknya. 'Sekarang bulan apa kak?' 'Maret' jawabku sambil terus nyetir 'Bulan maret ada apa ya??' Nabila mengerling, tangannya meremas tanganku saat di persneling.. 'Nabila,.. Apaan sih', kataku berusaha menepis tangannya yang kemudian bergerak mau gelitiki aku lagi. Tanganku ditangkapnya, digenggam kemudian dicium sambil bertanya manja 'Kakak sayang Nabila nggak sih?' 'Nabila.. aku kakakmu, aku sayang kamu seperti Dinda menyayangimu' kataku jengah dan menarik tangan . 'Kak,.. aku sayang dan mengagumi Kak rizky, lebih dari itu.., aku sayang ama kakak, karena bisa ngertiin aku, pahami aku, bisa ngemanjain aku dan..tau nggak, aku bisa orgasme kalo lagi teleponan ama kakak'..katanya sambil meraih tanganku lagi. 'Nabila.. aku gak mau ngerusak semuanya dengan perbuatan bodohmu', jawabku marah namun sebenernya menahan gejolak.
Nabila terdiam dan melepas tanganku. Itulah 30 menit pembicaraan kami di perjalanan menuju ke rumah. Sampai di rumah Dinda menyambutku dengan ciuman sambil bilang mo ke RS karna Roni anak ke tiga ku panas udah lebih dari 2 hari. Aku segera ke kamar melihat keadaannya, sementara Nabila dan Dinda menuju ke kamar di lantai 2 yang telah disiapkan. 'Maa, cepetan yah' aku beri isyarat agar Dinda segera bersiap. 'Nabila, Roni terus istirahat dulu yaa, ntar ngobrolnya deh' kata Dinda ama Nabila..OK boss sahut Nabila. Singkatnya Roni harus segera dirawat di RS saat itu juga. 'Roni maunya ditemenin ama mama aja yaa? pinta anakku lirih.. 'Iya sayang, mama akan temenin anak tersayang mama deh' Dinda menghibur. 'Janji ya maa..' Setelah Roni tidur aku rundingan ama Dinda, keputusannya adalah aku akan nungguin Roni malem dan langsung berangkat kerja dari RS. 'Paa, sekarang jemput Nabila ya.. ajak dia kesini, sekalian bawain aku beberapa pakaian, aku pengen ngobrol disini'. 'Oke sayang', jawabku setelah merasa semua beres.
Sesampainya di rumah, aku siapkan beberapa pakaian yang pantas, termasuk pakaian dalem Dinda. Aku naik ke lantai 2 (kamar Nabila) mo ambil tas, kuketuk pintu dan memanggilnya.. Tapi gak ada sahutan, aku berasa gak enak dan telepon istriku 'Kalo gak dikunci masuk aja deh paa, soalnya semua tas ada disana' 'Tungguin si Bengal itu bangun, biarin dulu dia istirahat ntar kalo bangunin sekitar jam 12-an. Aku manusia biasa, seorang lelaki mana yang tidak tergoda dengan keadaan ini ; gadis cantik tertidur pulas, tanpa selimut. Sangat menggairahkan dengan rambut setengah basah tidur terlentang hanya dengan CD kecil terikat di pinggul dan sepasang bukit indah bebas tanpa penutup, ada kesempatan lagi.
Aku terpaku untuk sesaat.. bathinku sedang berperang.. dan.. akhirnya aku menyerah. Kuhampiri Nabila (yang sedang tertidur??), aku ambil selimut yang terjatuh di lantai dan menutupi tubuh indah itu, tapi Nabila sepertinya gak mau di selimuti. Gerakan tangannya menolak diselimuti. Aku kembali terdiam.., kuberanikan diri menyentuh tangannya,.. gemetar aku rasakan saat itu,.. Nabila masih terlelap bahkan mengeluarkan suara mendengkur. Nafsu sudah menguasai bathinku juga ragaku, penisku sangat2 tegang.. Nabila lebih cantik, lebih putih lebih tinggi dari Dinda.. dengan jari tengahku, kutelusuri tangannya hingga ketiak..Nabila menggeliat dan menyamping seakan memberiku ruang untuk duduk di sebelahnya. Benar-benar kesempatan telah berpihak padaku,.. kuulangi sentuhan jariku, aku belai rambutnya yang lembab dan berombak, aku cium keningnya, aku belai wajahnya sambil memanggilnya pelahan,.. "Nabila.., bangun sayang..mbakmu suruh kamu ke RS..", (dengar atau gak aku gak peduli) kuulangi kata-kata itu sambil terus membelai..,
Nabila malah melingkarkan tangannya kepinggangku. Tanpa kusadari tanganku telah membelai kedua bukitnya, mempermainkan putingnya, sambil mengecup perlahan bibirnya. Nabila membuka matanya dan mendesah perlahan .. kakk, aku sayang kakak, aku ingin kakak sayang aku lebih dari seorang adik .. sebulan lebih aku meninggalkannya .. aku benci dia.. ternyata dia telah berkeluarga, dan sampai saat ini belum kutemukan figur yang aku cari, kak.. sayangi Nabila.. tangannya menuntun tanganku kedaerah yang paling intimnya yang telah lembab, ketika jariku sedikit menekannya.. Ditariknya tubuhku sehingga menindih tubuhnya.. Sepertinya Nabila in the mood.
Dalam keadaan masih berpakaian, aku peluk Nabila dan menindihnya, kami bergerak seirama seakan sedang bersenggama.. Tiba-tiba telepon berteriak nyaring, seakan menyadarkan agar tidak berbuat lebih lanjut. 'Pahh, udah bangun si Bengal tuh,.. Siram air aja kalo gak bisa, cepetan nih udah jam berapa sekarang? gerah nih, jangan lupa dasterku'. OK, jawabku dengan nafas masih memburu menahan nafsu.
Permainan kami terhenti dengan un happy ending.. 14 maret, Di tempat kerja setelah mendapat ucapan selamat dan ciuman pipi dari rekan2 atas ulang tahunku, aku masih nggak abis pikir.. why it happen?? jahat amat aku,.. disaat usia bertambah tua, anak sedang sakit.. aku malah mengumbar nafsu.. IPARKU lagi.. Udahlah I wont do that again, biar Nabila yang nunggu Roni .. pikirku. Jam 14.30 sepulang kerja, aku mampir ke Pizza Hut beliin makanan kesukaan Roni sebelum ke RS. Saat dikamar Nabila menyambutku dengan ciuman mesra di bibir.. met ulang tahun sayang.., Gila nih anak pikirku.. 'Dinda', aku memanggil istriku..
Dinda keluar kamar Roni, langsung memelukku, 'Met ulang tahun pah.. hadiahnya ntar aja nunggu Roni sembuh, katanya main mata nakal. Sekitar jam 19.30 aku mo balik, pulang ganti baju. 'Pah, ntar aja pulangnya, jam 21 an aja soalnya Roni gak mau kalo gak ditungguin mama, papa dirumah aja deh..' biar mama yang tungguin Roni. 'Yah..gimana nih, ntar kamu ditemenin Nabila ya, papa mo pulang urusin si rio ama intan'. 'Tadi Nabila bilang tadi mo ktemuan ama temennya, mungkin dia mo keluar malem ini, pulang bareng ama papah aja ya, ntar kasi kunci cadangan rumah di laci lemari ya' jawab Dinda. Gawat..tapi ada rasa senang juga terbersit di pikiranku.
Malaikat bathinku menyayangkan kenapa Dinda begitu percaya pada hubungan kami, sedang syaitan di jiwa-ragaku bersorak kegirangan sampai penisku berkedut. Singkatnya kami tinggalkan Dinda yang menjaga Roni. di perjalanan Nabila bilang ingin memberiku sesuatu untuk melampiaskan apa yang terpendam di sanubarinya dan membohongi kakaknya sendiri. Seperti biasa Rio dan intan udah berada di kamarnya jam 21. (Dinda sangat disiplin dalam mendidik anak). Aku periksa tas mereka nge-cek PR. Setelah mencium pipi mereka, aku turun dan mRoni, (Nabila udah ke kamarnya). Jam 23 after I call Dinda 2 say good night, terdengar ketukan pintu, saat kubuka Nabila menerobos masuk dengan pakaian tidur cream. 'Kak, .. Nabila mau tidur ama kakak, pengen dipelukin dan dimanjain..
Saat itu yang pertama bereaksi adalah si Ucok di dalam sarung dan berteriak mengacung.. MERDEKA.. Dapat dibayangkan 2 orang berlainan jenis dalam 1 kamar yang dingin.. Nabila memelukku.. aku balas memeluknya erat. Sangat lama kami berpelukan.. Dalam posisi berdiri, kami berpelukan seakan berdansa.. setelah puas, aku gendong Nabila ke pembaringan.., kurebahkan dia, kutanggalkan pakaian tidurnya, Nabila hanya menggunakan G string.,.. Nabila pasrah, menikmati, badannya yang polos.. Nabila memandangku saat aku buka sarung, satu2nya penutup bagian tubuhku.. Kurebahkan diriku disamping tubuhnya, aku cium dan rasakan tiap jengkal tubuhnya, bukitnya yang putih begitu indah mencuat, kontras dengan tanganku yang hitam.. Kak.. Aku sering mimpikan ini.. kak.. puaskan aku.., sayangi aku..
Kuremas bukit indahnya sambil menciumi putingnya,.. Nabila menggelinjang hebat.. tangannya meraih penisku.. Dikocoknya perlahan.., kumasukkan tanganku, ke dalam CD G string hitam Nabila, Nabila mengangkat pinggulnya membantuku melepas satu2nya penutup tubuhnya. Lembab dan basah vagina Nabila oleh lendir hasrat, kutekan ujung jariku sedikit masuk, otomatis pinggulnya mengangkat dan berusaha agar jariku masuk lebih dalam.. beberapa lama aktifitas itu aku lakukan. Nabila pengen hisap punya kakak.. pintanya. Aku segera berdiri dengan penis masih teracung tegak, Nabila bangkit mengulumnya.. woww hisapannya ruarr biasa, penisku seakan berada dalam vaginanya.., segera aku atur posisi 69 untuk menikmati lendir gairah yang udah disediakan, setelah beberapa menit Nabila menggelinjang sambil berteriak, 'kak.. Nabila pengen keluar, Kak ..gerakannya tambah liar. Kuhentikan jilatanku dan kuposisikan penisku penetrasi ke vaginanya yang benar-benar basah.
Clepp, mudah sekali penisku menerobos masuk, aku berusaha mempertahankan very slow..kurasakan benar dinding-dinding vagina Nabila, saat kutemukan g spotnya, (sedikit dibawah permukaan dalam di bawah clitnya) kuarahkan agar tetap menyentuh that area.. Nabila benar2 tak dapat menguasai diri, dijepitnya pinggangku dengan kaki dan ditahannya pada posisi yang dikekehendaki.. Kakk.. kurasakan denyutan dahsyat otot vagina Nabila, sangat kencang, lebih kencang dari denyutan Dinda.., God.. i'm cumming.. teriaknya.
Saat kedutannya mengendor, kupercepat gerakanku, aku ingin menuntaskan semuanya.. beberapa genjotan sampai terasa telah hamper sampai, aku tarik penisku dan tumpahkan semua di luar.. Nabila agak kecewa..
Namun aku tak segila itu untuk mempunyai seorang anak lagi. Begitulah pengalamanku dengan adik iparku, Setelah Roni pulang, aku selalu berusaha mencari kesempatan untuk bersenggama dengannya, Nabila sempat tinggal selama 6 bulan sebelum ada panggilan kerja di Singapura. Juni nanti Nabila akan kembali,.. aku takut.. tapi juga rindu bertemu dengannya..